Sabtu, 30 Juli 2011

OOP #1: akrab dengan command line

Sahabat,

Latihan kita di masa "kepompong sebelum menjadi kupu-kupu" akan selalu dalam text mode. Boleh di Linux maupun Windows.

Tentunya kita harus akrab dengan command line (perintah baris): perintah yang diketik di layar teks. Sebagai latihan awal, pastikan kalau kita sudah lihai mengoperasikan command line untuk navigasi sistem file.

Perintahnya tidak banyak kok. Kalo di Windows, minimal 4 perintah: dir, mkdir, rmdir, cd. Kalo di Linux: ls, mkdir, rm, cd. Untuk sahabat pengguna Linux: saya yakin sudah terbiasa dengan text mode. Jadi saya hanya akan menunjukkan contoh untuk Windows.

Latihan ini kelihatan sepele. Tapi, setahu saya, masih banyak kok sahabat-sahabat yang belum terbiasa bekerja dalam text mode.

Windows: berkunjung ke layar teks

Saya pakai Windows XP, klik menu Start di kanan bawah, lalu klik menu Run. Dalam teks box, ketik cmd.

C:\Documents and Settings\abdul>_

dir: melihat daftar file

Melihat daftar file dalam current directory: (yang diketik adalah teks berwarna merah)

C:\Documents and Settings\abdul>dir

mkdir: mebuat direktori

Membuat direktori oop langsung di bawah drive c:

C:\Documents and Settings\abdul>mkdir \oop

cd: pindah direktori

Pindah ke direktori oop di bawah drive c:

C:\Documents and Settings\abdul>cd \oop

Maka kita memindahkan current directory ke c:\oop:

C:\oop>_

rmdir: menghapus direktori

Ingin nge-hapus direktori c:\oop? Terlebih dahulu pindah ke root directory c:\

C:\oop>cd \

Lalu ketik perintah rmdir:

C:\>rmdir \oop

Menggunakan perintah dir, periksalah bahwa direktori C:\oop sudah terhapus

Mudah kan? Saya yakin sahabat RPL gak bakal butuh waktu lebih dari setengah jam buat nyelesaikan latihan ini

Jumat, 29 Juli 2011

Object Oriented Programming: "can not live without"

Terima kasih untuk sahabat-sahabat di RPL yang mengizinkan saya menulis di blog ini. Mari berjuang menjadikan blog RPL sebagai sarana memperkenalkan eksistensi RPL kepada masyarakat IT Indonesia.

Object-Oriented Progamming: "can not live without". Itulah yang saya rasakan sejak memulai dan melanjutkan usaha jasa pengembangan perangkat lunak sistem informasi di DATATRANS INFORMATIKA. Terutama ketika melayani pelanggan dengan skala sistem informasi yang besar. Tanpa Object-Oriented Programming (OOP), kode program mirip spaghetti. Berkelindan berpilin-pilin sampai programmer-nya sendiri bingung kalau harus memodifikasi kode program yang dibuatnya sendiri.

Membuat aplikasi skala besar? Saya merasa mutlak membutuhkan framework. Dulu, sebelum mengenal Linux, saya menggunakan framework Document-View-nya Microsoft Foundation Class (MFC) untuk digunakan dalam projek berbahasa Visual C++. Lalu setelah mengenal Linux, saya menggunakan framework View-Controller-nya Qt (Quasar Technology yang sekarang sudah dimiliki oleh Nokia). Terus berlanjut... sejak menggeluit aplikasi berbasis web dan AJAX (Asynchronous Javascript And Xml), saya menggunakan light-weight Model-View-Controller-nya Ext GWT.

Kunci penggunakan framework adalah kelihaian meng-inherit class-class yang disediakan framework. Lalu, meng-override virtual function-nya sesuai kaidah polymorphism.

Percayalah teman-teman, OOP adalah keharusan jika telah memutuskan untuk berkarir dalam profesi programmer. Saya sendiri sampai saat ini kesulitan mencari karyawan yang memahami OOP. Oleh karena itu, di blog ini saya akan mulai menulis serial materi OOP. Bukan hanya untuk dibaca. Tetapi harus dicoba: diketik, di-compile dan di-link.

Tool programming-nya apa? Lupakan Graphical User Interface (GUI). Lupakan Visual Studio. Programmer bukanlah user yang dimanjakan GUI. Saya menggunakan command line. Semuanya text mode. Sampai saatnya, suatu ketika: "kepompong menjadi kupu-kupu".

Yakinlah.

RePLu On Facebook